TEKS,
KO’TEKS DAN KONTEKS
A. TEKS
Teks adalah
bahasa yang berfungsi, maksudnya adalah bahasa yang sedang melaksanakan tugas
tertentu (menyampaikan pesan atau informasi). Teks bisa berupa tulisan dan
lisan, contoh teks dalam tulisan naskah pidato, bahan kuliah dsb, contoh teks
dalam bahasa lisan dialog interaktif.adapun kriteria teks sebgai berikut.
1.
Kohesi: kesatuan makna
2.
Koherensi:
kepaduan kalimat (keterkaitan antarkalimat)
3.
Kriteria
yang bersifat eksternal teks:
Ø
Intertekstualitas:
setiap teks saling berkaitan secara sinkronis atau diakronis.
Ø
Intensionalitas:
cara-cara atau usaha-usaha untuk menyampaikan maksud atau pesan pembicaraan
melalui sikap bicara, intonasi, dan ekspresi wajah. Intensionalitas berkaitan
dengan akseptabilitas (penerimaan informasi).
Ø
Informativitas:
kuantitas dan kualitas informasi.
Ø
Situasionalitas:
situasi tuturan.
Contoh teks
1.Kohesi: kesatuan makna
Contohnya:
kohesi gramatikal: konjungsi temporal=”lalu”
Sudahlah.. Lebih baik interospeksi.. Mengapa
akhirnya kau selalu kalah..? Kesombongan tidak akan membuatmu menang. Lebih
baik menyibukkan diri beribadah daripada ke sana kemari mengadu domba aku pada
semua teman-teman baikku, lalu menebar
fitnah, dan kembali berusaha
menghancurkan hidupku.
2. Koherensi:
kepaduan kalimat (keterkaitan antarkalimat)
Contohnya:
ada hubungan alasan-sebab
Aku tidak ingin bicara
apa-apa lagi. Sudah cukup aku mengangkat derajatmu.
Aku juga manusia biasa yang punya batas kekuatan. Cukuplah janji seindah syurga, penghianatan, kepalsuan, kata-kata keji dan fitnahmu kerap melukaiku
Aku tidak ingin mengotori jiwa, hati, kata-kata dan perbuatanku karena meladeni ulahmu.
Aku juga manusia biasa yang punya batas kekuatan. Cukuplah janji seindah syurga, penghianatan, kepalsuan, kata-kata keji dan fitnahmu kerap melukaiku
Aku tidak ingin mengotori jiwa, hati, kata-kata dan perbuatanku karena meladeni ulahmu.
B. KO’TEKS
Ko’teks Adalah
teks yang bersifat sejajar, koordinatif, dan memiliki hubungan dengan teks
lainnya, teks satu memiliki hubungan dengan teks lainnya. Teks lain tersebut bisa berada di depan (mendahului)
atau di belakang (mengiringi).Keberadaan koteks dalam suatu struktur wacana
menunjukkan bahwa teks tersebut memiliki struktur yang saling berkaitan satu
dengan yang lain. Gejala inilah yangmenyebabkan suatu wacana menjadi utuh dan
lengkap. Dengan demikian, koteks berfungsi sebagai alat bentu memahami dan
menganalisis wacana. Koteks adalah teks yang berhubungan dengan sebuah teks
yang lain. Koteks dapat pula berupa unsur teks dalam sebuah teks. Wujud koteks
bermacam-macam, dapat berupa kalimat, atau paragraf.
Contoh ko’teks :
Terimakasih. Jalan pelan-pelan! Banyak anak-anak.Wacana dua adalah
peringatan bagi orang yang akan melewati jalan kampung.Apabila pejalan telah
menaatinya misalnya dengan mengurangi laju kendaraanya, maka wacana satu adalah
satu ucapan yang diberikan masyarakat setempat kepada pejalan.Salah satu teks
tersebut berkedudukan sebagai koteks (teks penjelas) bagi teksl ainnya.
C. KONTEKS
Konteks adalah sesuatu yang menyertai atau yang
bersama teks. Secara garis besar, konteks wacana dibedakan atas dua kategori,
yakni konteks linguistik dan konteks ekstralinguistik. Konteks linguistik
adalah konteks yang berupa unsur-unsur bahasa. Konteks linguistik itu mencakup
penyebutan kata depan, kata sifat, kata kerja, kata kerja bantu, dan proposisi
positif. Konteks ekstralinguistik adalah konteks yang bukan berupa unsur-unsur
bahasa. Konteks ekstralinguistik itu mencakup praanggapan, partisipan, topik
atau kerangka topik, latar, saluran, dan kode.
Konteks wacana dibentuk oleh berbagai unsur, seperti situasi, pembicara,
pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk, amanat, dan kode. Unsur-unsur
itu berhubungan pula dengan unsur-unsur yang terdapat dalam setiap komunikasi
bahasa, antara lain:
Latar : tempat dan waktu
terjadinya percakapan.
Peserta : peserta percakapan
yakni pembicara (penyapa) dan pendengar (pesapa).
Hasil : hasil dan tujuan
percakapan.
Amanat: bentuk dan isi amanat.
Cara : cara percakapan
dilakukan, dengan semangat, santai atau tergesa-gesa.
Sarana : penggunaan bahasa lisan atau tulis;
variasi bahasa yang digunakan.
Norma : perilaku peserta
percakapan.
Jenis : mengacu pada kategori
seperti sajak, teka-teki, kuliah, dan doa.
Contoh konteks
berikut Yang
hitam dan putih nampak jelas. Akun dan wallku selalu terbuka bagi siapapun
untuk membaca dan memberi komentar meski belum berteman. Sedang aku tidak bisa
melihat akun FB Endel Wise dan segala sepak terjangnya. Mengajukan pertemanan
dengan teman-temanku bukan tulus namun untuk menyebar surat laporan dari Polda
ke 77 orang temanku. Juga mendatangi rumah-rumah temanku samapai yang berada di
luar kota mengancam dengan bukti yang tak ubahnya surat laporan hilang KTP,
tidak punya kekuatan apapun! Karena aku sudah mendatangi Polda.
Dari
percakapan di atas, konteks dapat dilihat dari beberapa unsur yang terdapat
dalam setiap komunikasi bahasa, antara lain:
1.
Latar :
tempat di facebook/ dunia maya,waktu: 8 desember 2012
2.
Peserta :
Sang embun pangeran sejati dan endel wife
3. Hasil :
terjadi perselisihan di antara keduanya, karena adanya masalah keluarga yang
dibawa-bawa di dunia maya dan saling berkomentar dalam facebook baik antar
status maupun antar komentar dari sebuah status.
4. Amanat:
permasalahan itu pasti ada solusinya, dan siapapun yang benar ataupun yang
salah, tanpa di suarakanpun, hitam dan putihnya pasti akan terlihat juga.
5.
Cara : cara
percakapan dilakukan dengan adanya emosi diantara keduanya.
6.
Sarana
:menggunakan bahasa tulis
7. Norma :
sebenarnya kurang sopan, karena masalah keluarga di lanjutkan di dunia maya.
Seharusnya dilihat dan dipandang kurang pantas, apalagi jika saling mencaci
maki ( di status lain).
8. Jenis :
mengacu pada kategori seperti percakapan biasa dengan sedikit bersajak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar