Senin, 11 Mei 2015

TEKS, KO’TEKS DAN KONTEKS



TEKS, KO’TEKS DAN KONTEKS
A.  TEKS
Teks adalah bahasa yang berfungsi, maksudnya adalah bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu (menyampaikan pesan atau informasi). Teks bisa berupa tulisan dan lisan, contoh teks dalam tulisan naskah pidato, bahan kuliah dsb, contoh teks dalam bahasa lisan dialog interaktif.adapun kriteria teks sebgai berikut.
1.       Kohesi: kesatuan makna
2.      Koherensi: kepaduan kalimat (keterkaitan antarkalimat)
3.      Kriteria yang bersifat eksternal teks:
Ø  Intertekstualitas: setiap teks saling berkaitan secara sinkronis atau diakronis.
Ø  Intensionalitas: cara-cara atau usaha-usaha untuk menyampaikan maksud atau pesan pembicaraan melalui sikap bicara, intonasi, dan ekspresi wajah. Intensionalitas berkaitan dengan akseptabilitas (penerimaan informasi).
Ø  Informativitas: kuantitas dan kualitas informasi.
Ø  Situasionalitas: situasi tuturan.
Contoh teks
1.Kohesi: kesatuan makna
      Contohnya: kohesi gramatikal: konjungsi temporal=”lalu”
             Sudahlah.. Lebih baik interospeksi.. Mengapa akhirnya kau selalu kalah..? Kesombongan tidak akan membuatmu menang. Lebih baik menyibukkan diri beribadah daripada ke sana kemari mengadu domba aku pada semua teman-teman baikku, lalu menebar fitnah, dan  kembali berusaha menghancurkan hidupku.
2.      Koherensi: kepaduan kalimat (keterkaitan antarkalimat)
      Contohnya: ada hubungan alasan-sebab
                        Aku tidak ingin bicara apa-apa lagi. Sudah cukup aku mengangkat derajatmu.
Aku juga manusia biasa yang punya batas kekuatan. Cukuplah janji seindah syurga, penghianatan, kepalsuan, kata-kata keji dan fitnahmu kerap melukaiku
Aku tidak ingin mengotori jiwa, hati, kata-kata dan perbuatanku karena meladeni ulahmu.


B.  KO’TEKS
Ko’teks Adalah teks yang bersifat sejajar, koordinatif, dan memiliki hubungan dengan teks lainnya, teks satu memiliki hubungan dengan teks lainnya. Teks lain  tersebut bisa berada di depan (mendahului) atau di belakang (mengiringi).Keberadaan koteks dalam suatu struktur wacana menunjukkan bahwa teks tersebut memiliki struktur yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Gejala inilah yangmenyebabkan suatu wacana menjadi utuh dan lengkap. Dengan demikian, koteks berfungsi sebagai alat bentu memahami dan menganalisis wacana. Koteks adalah teks yang berhubungan dengan sebuah teks yang lain. Koteks dapat pula berupa unsur teks dalam sebuah teks. Wujud koteks bermacam-macam, dapat berupa kalimat, atau paragraf.
                Contoh ko’teks :
Terimakasih. Jalan pelan-pelan! Banyak anak-anak.Wacana dua adalah peringatan bagi orang yang akan melewati jalan kampung.Apabila pejalan telah menaatinya misalnya dengan mengurangi laju kendaraanya, maka wacana satu adalah satu ucapan yang diberikan masyarakat setempat kepada pejalan.Salah satu teks tersebut berkedudukan sebagai koteks (teks penjelas) bagi teksl ainnya.
C.  KONTEKS
Konteks adalah sesuatu yang menyertai atau yang bersama teks. Secara garis besar, konteks wacana dibedakan atas dua kategori, yakni konteks linguistik dan konteks ekstralinguistik. Konteks linguistik adalah konteks yang berupa unsur-unsur bahasa. Konteks linguistik itu mencakup penyebutan kata depan, kata sifat, kata kerja, kata kerja bantu, dan proposisi positif. Konteks ekstralinguistik adalah konteks yang bukan berupa unsur-unsur bahasa. Konteks ekstralinguistik itu mencakup praanggapan, partisipan, topik atau kerangka topik, latar, saluran, dan kode.
Konteks wacana dibentuk oleh berbagai unsur, seperti situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk, amanat, dan kode. Unsur-unsur itu berhubungan pula dengan unsur-unsur yang terdapat dalam setiap komunikasi bahasa, antara lain:
Latar : tempat dan waktu terjadinya percakapan.
Peserta : peserta percakapan yakni pembicara (penyapa) dan pendengar (pesapa).
Hasil : hasil dan tujuan percakapan.
Amanat: bentuk dan isi amanat.
Cara : cara percakapan dilakukan, dengan semangat, santai atau tergesa-gesa.
 Sarana : penggunaan bahasa lisan atau tulis; variasi bahasa yang digunakan.
Norma : perilaku peserta percakapan.
Jenis : mengacu pada kategori seperti sajak, teka-teki, kuliah, dan doa.
Contoh konteks
berikut Yang hitam dan putih nampak jelas. Akun dan wallku selalu terbuka bagi siapapun untuk membaca dan memberi komentar meski belum berteman. Sedang aku tidak bisa melihat akun FB Endel Wise dan segala sepak terjangnya. Mengajukan pertemanan dengan teman-temanku bukan tulus namun untuk menyebar surat laporan dari Polda ke 77 orang temanku. Juga mendatangi rumah-rumah temanku samapai yang berada di luar kota mengancam dengan bukti yang tak ubahnya surat laporan hilang KTP, tidak punya kekuatan apapun! Karena aku sudah mendatangi Polda.
Dari percakapan di atas, konteks dapat dilihat dari beberapa unsur yang terdapat dalam setiap komunikasi bahasa, antara lain:
1.      Latar : tempat di facebook/ dunia maya,waktu: 8 desember 2012
2.      Peserta : Sang embun pangeran sejati dan endel wife
3.      Hasil : terjadi perselisihan di antara keduanya, karena adanya masalah keluarga yang dibawa-bawa di dunia maya dan saling berkomentar dalam facebook baik antar status maupun antar komentar dari sebuah status.
4.      Amanat: permasalahan itu pasti ada solusinya, dan siapapun yang benar ataupun yang salah, tanpa di suarakanpun, hitam dan putihnya pasti akan terlihat juga.
5.      Cara : cara percakapan dilakukan dengan adanya emosi diantara keduanya.
6.      Sarana :menggunakan bahasa tulis
7.      Norma : sebenarnya kurang sopan, karena masalah keluarga di lanjutkan di dunia maya. Seharusnya dilihat dan dipandang kurang pantas, apalagi jika saling mencaci maki ( di status lain).
8.      Jenis : mengacu pada kategori seperti percakapan biasa dengan sedikit bersajak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar